Bagi pengusaha yang menggeluti investasi saham mungkin tak asing dengan Lo Kheng Hong (LKH). Sosok yang disebut sebut Warren Buffetnya Indonesia ini memiliki banyak keahlian dalam bidang investasi saham. Selain itu, LHK juga dikenal sebagai bapak saham Indonesia. Kesuksesannya di dunia saham membuat dirinya menjadi panutan banyak orang dalam investasi saham.
Pria kelahiran 1959 itu tidak memiliki atasan, bawahan maupun karyawan. Bahkan ia juga tidak memiliki kantor sebagaimana pengusaha lain. Semua kekayaan Lo Kheng Hong bersumber dari kecerdikan dan konsistensinya dalam berinvestasi saham. Oleh karena itu Lo Kheng Hong dijuluki Warren Buffett Indonesia.
Siapa itu Lo Kheng Hong
Pria kelahiran 20 Februari 1959, Lo Kheng Hong merupakan seorang investor value jenis individu Indonesia. Sebagai investor saham, Lo Kheng Hong dikenal sebagai Warren Buffett-nya Indonesia. Lo Kheng Hong berpendapat bahwa menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kita kaya raya meskipun dia tidur saja. Hal itu bisa terjadi karena dia memiliki perusahaan publik yang harga sahamnya terus meningkat dan menghasilkan keuntungan yang besar. Pada tahun 2012 saja, Lo Kheng Hong memiliki aset saham sebesar Rp 2,5 triliun. Sebelum lanjut kami juga mengunggah artikel tentang Apa Maksud dari Emas 10 Karat, 24 Karat. Anda bisa membaca artikel diatas dengan klik link diatas. Tanpa berlama-lama mari kita lanjut ke pembahasan
Lo Kheng Hong merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Lo Kheng Hong berasal dari keluarga yang sederhana. Semasa kecilnya, ia merasakan bagaimana susahnya kehidupan. Ayahnya merantau dari Pontianak ke Jakarta. Masa kecil Lo Kheng Hong terbilang begitu memprihatinkan karena harus tinggal di sebuah rumah petak. Setelah lulus dari bangku SMA, Lo Kheng Hong lantas tidak langsung melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah karena keadaan ekonomi yang sedang rumit. Sehingga ia terpaksa bekerja sebagai staf Tata Usaha di Abroad Express Bank.
Setelah berusia 20 tahun, Lo Kheng Hong kuliah jurusan Sastra Inggris di Universitas Nasional dan mengambil kelas malam. Waktu itu, biaya masuk perguruan tinggi sebesar Rp50 ribu, sedangkan biaya kuliahnya Rp10 ribu. Nilai yang begitu kecil untuk saat ini, tapi begitu besar pada waktu itu.
Daftar Saham Lo Kheng Hong Di Bursa Efek Indonesia
Saat ini belum terdengar kabar bahwa ia kembali melakukan investasi terbarunya pada perusahaan lain setelah melepas sahamnya di perusahaan kontraktor tambang PT Petrosea Tbk (PTRO)
Meski begitu, Lo Kheng Hong tidak hanya melakukan investasi pada saham tersebut saja. Mengutip berbagai sumber, terdapat emiten-emiten lain di pasar modal yang juga sahamnya dimiliki oleh bapak saham Indonesia ini..
Berikut daftar emiten yang menjadi portofolio saham dari bapak Lo Kheng Hong di pasar modal:
1. PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN)
2. PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL)
3. PT Global Mediacom Tbk. (BMTR)
4. PT Paninvest Tbk. (PNIN)
5. PT Panin Financial Tbk. (PNLF)
Selain itu, ia juga memiliki beberapa saham yang memberi cuan hingga ribuan persen. Saham yang bisa dikatakan membuat dirinya kaya raya. Apa saja itu? Berikut beberapa saham yang membuat Lo Kheng Hong sukses dalam investasi saham.
1. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP)
Pada tahun 2017, ia membeli saham INKP yang waktu harga sahamnya Rp 1.000 per lembar. ementara itu, saham tersebut naik menjadi Rp 20,000 per lembar sahamnya dan dijual. Sehingga, dalam kurun waktu 1,5 tahun, ia memperoleh keuntungan sebesar 1.900%.
2. PT United Tractor Tbk (UNTR)
Pada tahun 1998, Lo Kheng Hong membeli saham UNTR dengan harga Rp 250 per lembar, kemudian ia simpan dan dibiarkan tidur selama 6 tahun. Lalu ia menjualnya dengan harga Rp 15 ribu per lembar. Sehingga ia meraup keuntungan sebesar 5.900% dari hasil investasi tersebut. Saham UNTR menjadi salah satu aset kekayaan Lo Kheng Hong yang memberikan keuntungan besar. Hal ini disebabkan pertumbuhan nilai yang cukup tinggi dari saham ini.
3. PT Indika Energy Tbk (INDY)
Selanjutnya, Pada tahun 2016 Lo Kheng Hong membeli batu bara saat harga anjlok. Waktu itu, nilai jual dari saham INDY di harga terendah, yakni Rp 106 per lembar. Dan menjadikan Lo Kheng Hong sebagai pemegang saham terbesar ke-4 di Indika.
Saham INDY ia pegang selama 2 tahun. Kemudian pada awal tahun 2018, harga batu bara naik dari 50 dolar menjadi 100 dollar per tonnya. Harga saham INDY pun langsung melambung tinggi menjadi Rp 4.550 per lembar yang pada saat itu adalah harga tertinggi. Pada waktu itu, Lo Kheng Hong berhasil melepas saham tersebut dan mendapatkan keuntungan sebesar 4.000% hanya dalam jangka waktu 2 tahun.
Aset kekayaan saham bapak saham Indonesia ini ditaksir mencapai RP 625 Miliar. Sementara itu, angka tersebut belum termasuk aset non saham yang ia miliki. Oleh karenanya, Lo Kheng Kong bisa jadi salah satu inspirasi para investor saham dengan strategi diversifikasi investasi yang dilakukannya.
Pengalaman Lo Kheng Hong dalam Dunia Saham
Lo Kheng Hong harus membagi waktu kerja dan kuliah dengan cerdas. Meski begitu, satu hal yang tak pernah ia lupakan adalah menabung dan hidup sederhana. Keterbatasan finansial tidak menyurutkan semangatnya, apalagi membuatnya nekad mengubah takdirnya menjadi orang sukses.
Lo Kheng Hong mulai mengalokasikan gajinya untuk investasi saham. Kumpulkan uang tunai secara bertahap, lalu beli saham perusahaan yang terdaftar dari penerbit yang dinominasikan di pasar modul. Dia berusia 30 tahun tahun itu.
Pengalaman ini juga berbeda dengan masuknya Warren Buffett ke pasar modular untuk membeli saham ketika dia berusia 11 tahun. Namanya baru saja mulai berinvestasi di saham, dan Luo Qingfeng beruntung dia tidak menghasilkan uang.
Awalnya dia menderita. Dia juga mengingatkan, saham pertama yang disita adalah saham PT Gajah Surya Multi Back Tbk. Lo Kheng Hong membelinya saat penerbit IPO (Initial Open Advertising) pada tahun 1989.
Bagaimana para pembaca sekalian apakah artikel diatas membantu menambah wawasan anda?