Apabila suatu perusahaan melantai di
bursa, maka secara otomatis perusahaan tersebut terdaftar menjadi perusahaan
go-public atau perusahaan terbuka (Tbk.) atau dikenal juga dengan istilah
emiten. Nah, bagaimana dengan istilah go-private?
Go private merupakan proses
mengkonversi perusahaan publik atau perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI) berubah menjadi perusahaan pribadi atau tertutup. Ketika
perusahaan beralih menjadi go private, maka saham perusahaan tersebut tidak
akan lagi bisa ditransaksikan pada Bursa Efek. sebelum lanjut ke pembahasan
kami sebelumnya juga mengunggah Harga Emas Hari Ini jika anda ingin membaca
anda bisa klik link yang tertera.
Saat perusahaan sudah resmi
go-private, maka sahamnya akan dihapus bursa dan nggak bisa lagi
diperdagangkan. Namun perlu diketahui, go-private ini merupakan delisting yang
dilakukan secara sukarela (voluntary delisting) dari perusahaan yang
bersangkutan, jadi bukan bursa yang mengeluarkan diri secara paksa (forced
delisting).
Nah, pada kesempatan kali ini, kami
akan memberikan pemaparan tentang go private-nya PT Aqua Golden Mississippi Tbk
atau yang lebih dikenal dengan nama AQUA.
Go Private AQUA
PT Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA)
menyatakan alasan privatisasi perseroan karena banyak pemegang saham minoritas
yang tidak dapat menjual sahamnya karena tidak likuid dan banyak pemegang saham
yang memiliki kurang dari satu lot (odd-lot), sedangkan jumlah pemegang saham
minoritas pemegang saham juga terbatas. Alhasil, privatisasi Aqua selama
sembilan tahun akhirnya disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB).
Melansir dari laman republika.co.id,
Parmaningsih Adinegoro, selaku Direktur Utama AQUA, menjelaskan banyak pemegang
saham minoritas yang menyatakan bersedia menjual saham kepada perseroan. Ia
mengatakan bahwa perseroan berkeyakinan mampu membiayai operasionalnya sendiri,
baik saat ini maupun di masa mendatang.
Pada RUPSLB juga disepakati untuk
menaikkan harga penawaran tender menjadi Rp500.000 per saham dari sebelumnya
Rp450.000 per saham. Karena itu, pemegang saham pengendali Aqua, yakni PT Tirta
Investama, seharusnya menyiapkan dana Rp 371,671 miliar untuk membeli sisa
saham publik melalui tender offer.
Parmianingsih menjelaskan mayoritas
pemegang saham minoritas atau sekitar 240 pemegang saham dengan lot ganjil
(kurang dari satu lot) menyatakan minat jual. Rencana privatisasi tersebut sesuai
dengan aturan yang berlaku di pasar modal Indonesia.
Menurutnya, Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) juga mengkaji seluruh dokumen yang
disampaikan perseroan. Termasuk informasi langsung dari manajemen AQUA kepada
otoritas pasar modal.
Nico Omer Jonckheere, wakil presiden
dan analis di Valbury Asia Futures, mengatakan alasan untuk mengambil Aqua
secara pribadi sangat masuk akal, mengingat valuasi yang cukup besar dan pasar
yang tidak likuid. Ia mengatakan hal itu adalah hak perusahaan sepenuhnya, dan
proses privatisasi juga agar tidak merugikan pemegang saham.
Nico berpendapat bahwa privatisasi
perusahaan memiliki kelebihan dan kekurangan, keuntungannya adalah perusahaan
tidak perlu mengkomunikasikan rencana perusahaan kepada publik, juga tidak
perlu mengkomunikasikan laporan keuangan kepada publik. Kelemahannya adalah
perusahaan tidak bisa mengumpulkan uang dari publik, mereka harus mengambil
pinjaman dari bank atau menerbitkan obligasi.
Perlu dicatat bahwa Aqua telah
melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada tanggal 1 Maret 1990 dengan harga
Rp 7.500 dengan nilai nominal Rp 1.000. Jika investor publik memegang saham
AQUA pada harga awal, keuntungannya menjadi 14.500%.
Dapat dipahami bahwa dalam rapat umum
pemegang saham ini, perseroan memperoleh persetujuan 82,6% dari pemegang saham
publik yang hadir dalam rapat tersebut, dan jumlah pemegang saham yang hadir
adalah 92,1% dari pemegang saham publik, yang memenuhi persyaratan kuorum
pengambilan keputusan. -pembuatan rapat umum pemegang saham.
Saham publik dari AQUA sendiri adalah
743.383 saham, terhitung 5,65% dari total modal saham perusahaan sebanyak
13.162.473 saham. Kemudian sisanya dimiliki oleh PT Tirta Investama, yakni
sebanyak 12.419.090 saham atau 94,35% dari total modal saham perseroan. RUPSLB
pada saat ini merupakan ketiga kalinya setelah sebelumnya pernah dilaksanakan
pada tahun 2001, 2005, dan 2010.
bagaimana penjelasan kami tentang Go
private aqua semoga artikel diatas menambah wawasan anda dan membantu anda
mencari informasi yang dibutuhkan